Menjadi Pemimpin Yang Menghamba Kepada Rakyat

Dalam 1 Raja-raja 12:7  tertulis:Mereka berkata: “Jika hari ini engkau mau menjadi hamba rakyat, mau mengabdi kepada mereka dan menjawab mereka dengan kata-kata yang baik, maka mereka menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu.”

Ayat di atas berkisah tentang nasihat para tua-tua kepada raja Rehabeam, yang barusan dinobatkan sebagai raja oleh rakyat.  Rehabeam sebenarnya telah dipilih oleh rakyat bangsa Israel, namun akan nyata kemudian bahwa hanya dua suku bangsa Israel yang loyal pada kepemimpinannya.  Hal tersebut diakibatkan oleh sikap raja Rehabeam kepada rakyat yang memohon keberpihakannya atas persoalan dan beban mereka.

Rakyat dari sepuluh suku lain, yang dipimpin oleh Yerobeam, datang menghadap kepada raja Rehabeam dan memohon agar raja meringankan beban hidup mereka. Atas permohonan tersebut, raja Rehabeam meminta nasihat dari para penasihat yang sudah berusia lanjut, dan nasihat mereka intinya adalah agar Rehabeam berkata yang halus, dan membela hak-hak mereka serta berdiri di pihak rakyat sebagai abdi rakyat, agar rakyat setia kepada raja Rehabeam.

Tapi apa yang terjadi? Dalam ayat-ayat selanjutnya, dijelaskan bahwa raja Rehabeam mengabaikan nasihat para tua-tua, dan justru meminta nasihat dari orang-orang muda yang menganjurkan agar ia menambah beban hidup rakyat dan tidak mendengarkan permohonan mereka.

Nasihat dari orang-orang muda itu yang dilakukan oleh raja Rehabeam, dan apa yang terjadi?
Rakyat dari sepuluh suku bangsa Israel meninggalkannya dan mengangkat raja yang baru bagi mereka sendiri, sehingga kerajaan itu terpecah.

Apa makna dari kisah raja Rehabeam? Beberapa hal yang harus dilakukan seorang pemimpin adalah:
1. Seorang pemimpin harus mendengarkan suara rakyat.
2. Seorang pemimpin harus mengabdi kepada rakyat.
3. Seorang pemimpin harus membela hak-hak rakyat
4. Seorang pemimpin harus meringankan beban hidup rakyat
5. Seorang pemimpin harus berdiri di pihak rakyat
6. Seorang pemimpin harus berkata-kata yang baik dan menyejukkan hati rakyat

Hal-hal ini yang akan menjatuhkan seorang pemimpin:
1. Bersikap otoriter dan diktator
2. Menjauhi rakyat
3. Membela kepentingan-kepentingan kekuasaan yang berlawanan dengan rakyat
4. Tidak mengabdi kepada rakyat
5. Berkata-kata kasar dan menyakiti hati rakyat.

Selain yang tersebut di atas, hal utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah ketaatan kepada Tuhan dan kesalehan hidup yang mengutamakan nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan keadilan.
Pemilu presiden Indonesia baru saja digelar, mari semua pihak bersikap sabar dan menunggu hasil resmi dari KPU, saling menghormati dan menjauhkan diri dari sikap anarkis. Pemimpin yang berjiwa besar adalah pemimpin yang dapat menerima kekalahan dan menghormati pemenang, serta dapat menjaga ketentraman hati rakyat demi kepentingan dan kebaikan bersama.

Marilah kita bersyukur kepada Tuhan dan berdoa agar bangsa Indonesia senantiasa dipimpin oleh Tuhan menjadi bangsa yang semakin baik dan berkeadilan serta makmur dan sejahtera, menjadi bangsa yang diberkati oleh Tuhan dan dilimpahi anugerah kasih karunia-Nya.

Tuhan Yesus memberkati kita semua, Tuhan memberkati Indonesia!

Bermusuhan Gara-gara Capres

2 Timotius 2:23
Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran

Sepasang suami istri berantem saling membela idola capresnya masing-masing.  Rupanya sang suami memilih capres nomor 2 sedangkan sang istri hendak memilih capres nomor 1.

“Kenapa sih kamu memilih nomor 1?”, tanya si suami sambil marah-marah. “Kan hak pribadi masing-masing dong…”, jawab si istri membela tindakannya.

Hanya gara-gara capres rumah tangga bisa ribut, persahabatan bisa rusak. Bahkan di beberapa tempat terjadi aksi anarkis karena masalah bela membela capres.

Saudara yang dikasihi Tuhan, mari kita kembali kepada pikiran yang dikuasai Roh Kudus.  Jangan ada perselisihan dan pertengkaran di antara satu dengan yang lainnya. Apalagi suami dengan istri, juga antar sahabat bahkan di dalam suatu jemaat lokal, janganlah ada perselisihan tentang apapun juga.

Bangsa Indonesia tidak sedang menghadapi situasi yang kritis seperti jamannya Ester ketika umat Tuhan terancam akan dibantai.   Memilih nomor 1 atau 2, bukan soal masuk neraka atau sorga. Tidak ada gunanya saling marah satu dengan lainnya, lebih baik kita saling mengasihi dan menerima setiap perbedaan pendapat. Toh, kedaulatan tertinggi ada pada Tuhan kita, yang menciptakan segala sesuatu. 
Dia berkuasa mengangkat dan Dia pula yang berkuasa menjatuhkan atau menurunkan. Dia yang menentukan langkah bangsa-bangsa, dan di tangan-Nya lah nama-nama setiap pemimpin.

Koreshy, raja Babel, dijadikan-Nya alat untuk pemulihan umat-Nya. Firaun, raja Mesir, dijadikan-Nya alat untuk menggembleng umat-Nya. Tidak ada yang tidak luput dari kekuasaan pengaturan Allah.Yang semuanya itu untuk kemuliaan nama-Nya yang kudus.

Mengapa rusuh bangsa-bangsa? Mengapa suku-suku bangsa mereka-reka yang sia-sia?
…..
TUHAN yang bersemayam di sorga tertawa melihat mereka semuanya.

Apapun rencana manusia untuk melawan Tuhan semesta alam akan gagal, umat Tuhan pasti dilindungi dan dipagari dengan kuasa-Nya yang ajaib.

Sekarang ini sebagian orang Kristen dilanda ketakutan apabila salah satu capres menang. Seolah-olah akan ada sesuatu yang akan membinasakan. Negara ini tidak luput dari pengawasan Allah yang membela umat-Nya, karena itu jangan takut.

Janganlah kita bertengkar dan bermusuhan hanya gara-gara pemilihan presiden. Dan jangan takut kepada situasi apapun yang terjadi ke depan.  Siapapun yang terpilih nanti, kita tidak usah takut karena Tuhan beserta kita dan Dia berdaulat di atas segala pemimpin di dunia.

Peperangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan roh-roh jahat yaitu penguasa dan penghulu jahat dunia ini, yaitu iblis yang berupaya menjatuhkan manusia dari kemuliaan Allah.

Pilihlah pemimpin yang sesuai dengan tuntunan Tuhan bagi hati saudara, doakanlah para pemimpin bangsa ini, dan berdamailah dengan semua orang.
Tuhan Yesus memberkati.